-->
Info Biologiku

Kumpulan Materi, Soal Biologi dan Perkembangan Sains semoga bermanfaat bagi pembaca

Jumat, Maret 17, 2017

Proses Inseminasi Buatan pada Hewan

Proses Inseminasi Buatan 

Reproduksi menurut Paul B. Weisz (1963) adalah perkembangan materi kehidupan yang terjadi dalam batasan-batasan ruang dan waktu. Reproduksi merupakan suatu jalan untuk mempertahankan kelansungan hidup spesies. Sehingga dapat  dikatakan  reproduksi memegang peran yang penting dalam suatu siklus kehidupan.

Penerapan teknologi reproduksi sudah banyak bermunculan saat ini. Ini dikarenakan peran reproduksi yang dirasa sangat penting diantaranya untuk membantu dalam pengendalian laju kelahiran pada manusia dan penerapan teknologi reproduksi untuk meningkatkan produktifitas hewan ternak sehingga dapat mencukupi kebutuhan masyarakat.

Teknologi reproduksi adalah ilmu reproduksi atau ilmu tentang perkembangbiakan yang menggunakan peralatan serta prosedur tertentu untuk menghasilkan suatu produk (keturunan).  Teknologi reproduksi yang telah dikembangkan meliputi inseminasi buatan, perlakuan hormonal, donor sel telur dan sel sperma, kultur telur dan embrio, pembekuan sperma dan embrio, GIFT (gamet intrafallopian transfer), ZIFT (zygote intrafallopian transfer), IVF (in vitro fertilization), partenogenesis dan kloning.

Salah satu penerapan teknologi reproduksi adalah inseminasi. Inseminasi sudah umum dilakikan pada hewan-hewan ternak guna meningkatkan produksi ternak. Dalam makalah ini akan dibahas sedikit mengenai inseminasi buatan pada ayam buras. Inseminasi buatan pada ayam buras ini bertujuan untuk meningkatkan reproduksi ayam buras sehingga dapat mencukupi kebutuhan pangan khususnya sebagai sumber protein bagi masyarakat.

inseminasi-buatan-pada-hewan

Pengertian Inseminasi Buatan (IB)

Inseminasi Buatan pada ayam adalah teknik mengawinkan secara buatan dengan memasukkan sperma ayam jantan yang telah diencerkan dengan NaCl Fisiologis ke dalam saluran reproduksi ayam betina yang sedang berproduksi. Penerapan teknik 1B pada Intensifikasi ayam buras (INTAB) yang dipelihara dalam kandang batere dengan tujuan antara lain:
Meningkatkan kemampuan reproduksi ayam betina untuk menghasilkan telur tetas.
Meningkatkan produksi DOC atau anak ayam yang seragam dalam waktu relatif singkat.

Keuntungan Inseminasi Buatan

Keuntungan lnseminasi Buatan dibandingkan perkawinan secara alami dalam pengadaan DOC adalah:

  • Penggunaan pejantan relatif lebih sedikit (efisien).
  • Memungkinkan dilakukannya seleksi dan persilangan antar induk yang memiliki mutu genetik unggul, sehingga dapat dihasilkan anak ayam unggul untuk tujuan tertentu (telur, daging atau keduanya).
  • Memungkinkan dilakukannya persilangan bagi ayam jantan unggul yang sulit melakukan perkawinan secara alami.
  • Dapat menghasilkan anak ayam dalam jumlah banyak, seragam dan dengan waktu relatif singkat.
  • Memungkinkan dilakukannya persilangan dengan ayam jenis lain.

Pedoman teknis pelaksanaan Inseminasi buatan


Penerapan Inseminasi Buatan pada prinsipnya tidak sulit, karena : 1) bahan dan alat yang  diperlukan mudah didapat, dan 2) pelaksanaannya mudah dengan keterampilan yang dapat diperoleh melalui latihan secara intensif.

Secara ringkas pelaksanaan Inseminasi Buatan terdiri beberapa tahap yaitu :

Persiapan Materi

Pemilihan Induk dan Pejantan
Pemilihan Induk (ayam betina)
Induk yang baik untuk Inseminasi Buatan, harus memiliki syarat-syarat sebagai
berikut:

  • Sehat dan tidak cacat
  • Berproduksi tinggi
  • Berumur 7 hingga 12 bulan
  • Minimal sudah mengalami periode peneluran pertama
  • Induk tersebut harus sedang berproduksi
  • Pemeliharaan induk sebaiknya dalam kandang batere individu.

Pemilihan Pejantan
Pejantan yang baik untuk Inseminasi Buatan memiliki syarat antara lain :

  • Sehat, tidak cacat dan memiliki nafsu kawin yang, balk.
  • Berumur 1,5 sampai 3 tahun
  • Memiliki mutu genetik yang balk
  • Sudah terlatih diambil spermanya
  • Mempunyai hubungan keluarga yang jauh dengan induk yang akan di inseminasi.
  • Pemeliharaan pejantan tidak dicampur dengan induk.

Persiapan Induk dan Pejantan

Ayam yang sudah terpilih sesuai dengan persyaratan tersebut di atas, diatur dalam kandang sistem batere tunggal yang nyaman. Untuk menghilangkan stress pada ayam karena perubahan suasana kandang maka dapat diberikan vitamin antistress.

Persiapan Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah : alat suntik (spuit), tabung penampung sperma, tabung pengencer, NaCl Fisiologis 0,9% (pengencer sperma) dan kain lap. Alat dan bahan ini dapat diperoleh di apotik dan setiap kali digunakan dalam keadaan steril (dicuci dengan air mendidih).

Pengambilan Sperma (Semen)

Pengambilan sperma dilakukan oleh 2 orang (satu orang memegang dan mengurut
ayam sementara yang lain menampung sperma dengan tabung penampung sperma). Pengambilan sperma dapat dilakukan 3-5 kali seminggu pada sore hari diatas pukul 15.00. Sperma yang sudah diperoleh diencerkan dengan menggunakan NaCl Fisiologis sehingga dapat membuahi banyak betina. Sperma yang sudah diencerkan jangan disimpan terlalu lama dan harus dihindarkan dari sinar matahari secara langsung.Pengambilan sperma dilaksanakan dalam berbagai tahapan sebagai berikut:
Bersihkan kotoran yang menempel pada anus dan sekitarnya.
Ayam jantan diapit diantara lengan dan badan, kemudian dilakukan rangsangan dengan cara mengurut berulangkali pada bagian punggung yaitu dari bagian pangkal leher sampai pangkal ekor.
Dengan rangsangan tersebut ayam akan reaksi, ditandai dengan meregangnya bulu ekor ke atas dan pada saat yang bersamaan tekan bagian bawah ekor maka alat kelamin akan mengeluarkan sperma berwarna putih agak kental, selanjutnya ditampung dengan tabung penampung.
Encerkan sperma dengan larutan infuse atau NaCl Fisiologis 0,9% dengan perbandingan 1 : 6-10. Caranya sedot NaCl Fisiologis dengan spuit sesuai derajat pengencerannya, masukkan kedalam tabung yang sudah berisi sperma, goyangkan secara perlahan hingga bercampur dan siap untuk dimasukkan kedalam saluran reproduksi betina. Umur sperma yang telah diencerkan kurang lebih 30 menit.

Pelaksanaan Inseminasi Buatan

Inseminasi Buatan pada ayam buras dapat dilakukan dengan dua metode yaitu:

  • Metode intra vaginal artinya sperma disuntikkan ke dalam vagina dengan kedalaman ± 3 cm.
  • Metode intra uterin artinya sperma dimasukkan ke bagian uterus dengan kedalaman ± 7-8 cm.

Tahapan kegiatan pelaksanaan Inseminasi Buatan adalah:

  • Bersihkan kotoran yang menempel di anus dan sekitarnya dengan menggunakan tissue pembersih.
  • Pelaksanaan Inseminasi Buatan dilakukan 2 orang, melaksanakan 1 orang memegang ayam dan 1 orang Inseminasi Buatan.
  • Tekan bagian tubuh dibawah anus hingga terlihat saluran reproduksi (sebelah kid) dan saluran kotoran (sebelah kanan).
  • Sperma yang sudah diencerkan disedot dengan spuit tanpa jarum sebanyak 0,1-0,2 ml kemudian dimasukkan kedalam alat kelamin betina.
  • Berikan vitamin anti stress pada ayam yang di inseminasi. 6. Untuk mendapatkan hasil yang baik, sebaiknya Inseminasi Buatan diulang 3 hari setelah Inseminasi Buatan yang sebelumnya.

Pengumpulan Telur

Setelah dilakukan inseminasi buatan maka telur yang dapat digunakan sebagai telur tetas adalah telur-telur yang dihasilkan 2 hingga 7 hari setelah inseminasi. Telur tetas yang baik memiliki persyaratan antara lain: berbentuk oval, tidak cacat, memiliki kerabang yang tidak terlalu tebal atau tipis. Telur tersebut disusun pada rak penampung telur dengan posisi bagian tumpul berada di atas. Lama penyimpanan telur tidak boleh lebih dari 4 hari karena apabila disimpan terlalu lama akan menurunkan daya tetas.

Metode Penetasan

Rangkaian yang tidak kalah penting dalam tata laksana IB adalah penetasan telur hasil inseminasi. Penetasan secara massal dilakukan dengan menggunakan mesin tetas. Suhu mesin tetas diatur pada kisaran 100-105O dengan kelembaban 60-70%. Telur yang ditetaskan diberi tanda untuk memudahkan pembalikan telur supaya merata, banyaknya pembalikan minimal 3 kali dalam 24 jam, kecuali pada hari ke 19 hingga menetas tidak diperlukan pembalikan lagi, yang penting pemeriksaan air dalam mesin tetas jangan sampai kering karena bisa menyulitkan pecahnya kulit telur dan akhirnya bibit akan man. Setiap hari hingga hari ke 19 telur diangin-anginkan dengan cara membuka pintu mesin tetas selama ±30 menit. Pemeriksaan telur dilakukan sebanyak 3 kali selama proses penetasan yaitu pada hari ke 4, 14 dan 18, untuk mengetahui apakah telur tersebut fertile atau tidak. Yang perlu diingat pada proses penetasan dengan menggunakan mesin tetas adalah kecermatan dan kesabaran sehingga kegagalan dapat dihindari.

Silakan kunjungi artikel Info Biologi lainnya

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Proses Inseminasi Buatan pada Hewan